Festival Buku Depok sejatinya bukan agenda besar di dunia perbukuan tanah air. Para penerbit memasang stand sekenanya saja di atrium pusat belanja Depok Town Square yang tak seberapa luas. Namun di festival ini digelar diskusi dan bedah buku yang bahkan tak ditawarkan festival buku kelas wahid yang diadakan ikatan penerbit.
Adalah komunitas pecinta buku Goodreads Indonesia yang pada 23 April lalu mengadakan diskusi tentang buku dan perempuan bertajuk Dengarlah Suara Perempuan Ini di arena festival ini. Sepekan setelahnya setelahnya klub buku Goodreads Indonesia membedah buku Garis Batas karya Agustinus Wibowo.
Apa istimewanya acara-acara itu? Mayoritas acara di pesta buku ikatan penerbit tak lebih dari peluncuran buku yang kadang tema diskusinya pun dipaksakan karena bisa dibilang isi buku tak terlalu kuat buat didiskusikan selama berjam-jam. Penerbit yang punya buku bagus pun emoh karena ditarik bayaran jika ingin menggelar acara.
Namun diskusi yang masih dalam rangka Hari Kartini itu berbeda. Mereka menghadirkan novelis lintas penerbit Leila S. Chudori (9 Dari Nadira, Kepustakaan Populer Gramdia) dan Ida Ahdiah (Teman Empat Musim, Bentang). Ditambah Ika Agustina yang aktivis organisasi pemerhati masalah perempuan, Kalyanamitra, diskusi jadi lebih hidup. Ini bukan acara bedah buku dengan deretan pembicara mengumbar puja dan puji soal karena mereka takut menyinggung penerbit yang “mengupahnya”.
Karena Goodreads juga lebih paham seluk-beluk perbukuan daripada event organizer, dengan cepat mereka menangkap kepulangan penulis perjalanan di Asia Tengah, Agustinus Wibowo, ke tanah air. Agustinus yang menetap di Beijing, Cina, diminta mempir ke Depok dan membedah bukunya. Agustinus juga mereka boyong ke Yogyakarta dan Surabaya. Diskusi ini pun memperoleh momentumnya karena buku-buku travel memang tengah jadi primadona di pasar.
Sejak Desember tahun lalu Goodreads mulai menunjukkan tajinya. Saat itu mereka mengadakan Festival Pembaca Indonesia pertama yang dipadati acara-acara yang menarik. Puncaknya adalah pemberian penghargaan Anugerah Pembaca Indonesia.
Penghargaan itu memberi angin segar bagi dunia perbukuan saat Adiwarta Ikapi mati suri. Ini bukan penghargaan seperti di Islamic Book Fair yang nominenya berasal dari buku-buku yang diajukan penerbit beserta beberapa eksemplar buat dibaca oleh juri. Bahkan lebih dari penghargaan bergengsi Khatulistiwa Award yang disponsori penerbit, Goodreads juga membuka kategori desain sampul terbaik yang juga berperan besar dalam sukses sebuah buku.
Namun di balik gebrakan-gebrakan itu, Goodreads Indonesia masih punya pekerjaan rumah. Berbagai fitur situs belum dimanfaatkan secara optimal oleh anggotanya. Sebagian anggota sekedar berbagi informasi buku yang sedang dibaca dan setelahnya sebatas memberi rating sekian bintang. Ruang-ruang menulis resensi belum terlalu diminati.
Tantangan lainnya adalah kutukan KOPDAR alias KOPi darat lalu moDAR. Ini banyak menimpa banyak komunitas dunia maya. Korban terakhirnya adalah komunitas sastra fiksimini yang lesu setelah banyak digelar acara kopi darat yang semestinya justru menghasilkan sinergi. Jika ke depannya anggota Goodreads Indonesia tidak lantas agin-anginan dan para pengurusnya tak masuk angin, maka mereka bisa menghembuskan harapan baru buat dunia perbukuan dan penerbitan tanah air.
Peri_hutan
May 5, 2011
Kalo untuk GR Solo sekarang udah diusahain untuk ketemu satu bulan sekali, baru mulai sih dan besok mgg adlh kopdar ke-3 dirmh mb Sanie B Kuncoro, semoga bisa terus berjalan 😀
annisa anggiana
May 5, 2011
Kapan dong ngadain di Bandung?? (Ngarep)
Amang Suramang
May 5, 2011
PR-nya banyak memang Goodreads itu. Makanya jangan kebanyakan membaca… 😀
Buat para pengurus, hayo jangan sampai masuk angin. Jangan sampai modar.
Tetap semangat!
ophelia
May 5, 2011
tolong disuplai tolak angin biar ga masuk angin dan modar dunk kalau begitu :p
Muhammad Irwan
May 5, 2011
Wah bagus banget ada komunitas Goodreads jadi ndak cuman hanya bertukar informasi tentang buku di dunia maya saja tetapi juga bisa saling berbagi di dunia nyata. Untuk masalah kopdar memang banyak sih yg sering ogah2an untuk ikutan. Bermacam alasan mereka lontarkan. Bahkan mereka menyepelekan. Dan kalaupun ada dan bersifat continue pasti yg dateng ya itu2 doang. Jadi ya jangan cuman bersuara di dunia maya saja. Tunjukkan itu di dunia nyata
nonirosliyani
May 5, 2011
Sepertinya seruuu.. Akan lebih seru lagi kalau roadshow diadakan di kota2 lain. Seperti Jogjakarta. Disini yg ngadain festival buku lebih sering Ikapi, Bukabuku EO, atau Islamic Book Fair. Jadi.. ayo dong.. Goodreads Indonesia main ke Jogja. Kerja sama dgn penerbit2 di sini. 🙂
Tanzil
May 5, 2011
Goodreads memang sedang giat2nya mengadakan event, dan karena semua dilaksanakan karena rasa cinta pada buku maka tak heran kalau acaranya sukses dimata para pecinta buku karena sesuai dgn apa yg diinginkan oleh pecinta buku.
untuk ruang resensi saya rasa GRI sudah mulai menghasilkan resensi2 yang lumayan berbobot walau tak semua namun saya lihat ada beberapa membernya yang kl meresensi itu begitu serius. Ini perlu ditularkan karena tak mudah. Tapi saya percaya di masa yad ruang resensi tak sekedar memberi bintang semata tapi akan jadi lahan diskusi yg menarik.
Soal Kodpdar, jangan lupa karena ini adalah jejaring maya, tentunya kopdar bukan sebuah keharusan dan sudah pada fitrahnya tak selalu harus ada kopdar karena toh ini ruang maya, yg penting adalah bagaimana menjadikan dunia maya di goodreads ini menjadi sebuah ajang pertemuan dan diskusi yang menarik.
Saya pribadi lebih mengutamakan event2 perbukuan dibanding sekedar kopdar semata. Jadi ke depan Godoreads Indonesia harus lebih bergerak di event2 perbukuan dan jangan lupakan kegiatan2 sosial yang menyangkut perbukuan di Indonesia harus juga dilakukan oleh GRI
Nike
May 6, 2011
Ada Ijul ya di foto itu 😀
GRI sudah melancarkan banyak event2 yang membuat banyak orang bersemangat untuk tetap membaca terutama saya.
Banyak kenal orang-orang di balik GRI membuat saya juga kepercik semangat untuk membantu teman-teman laen di kota saya untuk membuat kegiatan sosial seperti donasi buku-buku
cya
May 6, 2011
Yay! pernah kopdar (sekali) sama GRI dan it was fun! Diskusi buku (online) nya juga seru, sayang saya nggak pernah sempat dateng ke diskusi offlinenya :p